Skip to main content

Pengertian Drama dan Istilah Lain sebagai Sinonimnya

Penjelasan Drama

Drama adalah salah satu genre (jenis) karya sastra. Seperti halnya karya sastra yang lain, drama juga menggambarkan kehidupan manusia. Bedanya, jika genre sastra lain 'hanya' menggambarkan kehidupan manusia dalam bentuk teks, karya sastra drama menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak.

Penjelasan drama, di sini merupakan penjelasan drama yang umum serta beda dengan istilah 'drama' di televisi yang meliputi, drama asia, atau drama korea. 

Dalam bidang sastra, istilah drama identik dengan seni peran yang dipentaskan. Kata kuncinya adalah dipentaskan. Jadi, drama  menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan.

Jadi, inti sebuah drama adalah adanya 'dialog' yang diperankan.

Hal-hal penting tentang drama antara lain:

1. Kisah dan cerita drama berisi konflik dan mengandung emosi. Secara khusus, konflik dan emosi dalam drama ini ditujukan untuk pementasan teater.

2. Naskah (teks) drama dibuah sedemikian rupa agar bisa dipentaskan dan dapat dinikmati oleh penonton.

3. Karena 'harus' dipentaskan. Maka dalam drama diperlukan kualitas (adanya) komunikasi, situasi (latar) dan aksi (peran).

4. Dalam pementasan drama, penyampaian konflik dan masalah harus disajikan secara utuh dan mendalam agar bisa dinikmati oleh penonton.

Pengertian Drama

Istilah 'drama' dalam bahasa Indonesia berkembang seiring dengan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Drama yang disebut saat ini, memiliki istilah lain dalam sejarah perkembangannya.

Padanan kata Drama antara lain: Tonil, dan sandirwara.

Tonil adalah istilah yang digunakan untuk menyebut drama ketika masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Kemudian, tonil berkembang diganti dengan istilah sandiwara atas prakarsa PKG Mangkunegara VII. Kata sandiwara sebagai istilah yang kini dikenal dengan drama adalah gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa, sandi dan wara. Sandi -= rahasia; Wara berasal dari kata warah (=pengajaran). Jadi, sandiwara adalah pengajaran yang dilakukan dengan perlambang (dirahasiakan). Maksudnya isinya adalah pendidikan (bagi penonton) untuk lebih baik dan mengerti tanpa pengajaran langsung (sekolah).

Pengertian drama yang berkaitan dengan drama modern dan drama tradisional tidak serta-merta merujuk pada istilah yang telah lampau atau istilah yang lebih modern yang digunakan. Yang dimaksud dengan drama tradisional adalah drama yang penuh improvisasi. Jadi, pementasan tanpa naskah, hanya garis besar cerita yang disepakati oleh para pemain.

Drama modern adalah pementasan drama yang terikat kuat oleh teks. Jadi, harus sesuai dengan naskah segala gerakan peran yang dilakukan di atas panggung.rovisasi dalam dialognya.[6]

Struktur Drama

Bisa dikatakan, drama adalah karya sastra yang mengandung nilai artistik tinggi. Drama adalah karya sastra yang mengikuti alur yang tertata. Dengan struktur yang tertata ini, penonton drama akan sangat menikmati drama yang dipentaskan.

Struktur drama setidaknya memuat:
- babak
- adegan
- dialog
- prolog
- epilog

Istilah 'babak' bisa digantikan dengan 'episode' atau bagian cerita yang memiliki fokus tertentu. Masing-masing babak memiliki satu keutuhan kisah keil sebagai bagian dari keseluruhan cerita drama. Bisa pula dikatakan bahwa, babak adalah bagian dari naskah drama yang merangkum suatu peristiwa  yang terjadi pada suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.

Adaegan adalah bagian dari drama yang menampilkan perubahan peristiwa. Adanya perubahan peristiwa ini ditandai dengan adanya pergantian pemain (tokoh), pergantian latar (setting) tempat dan waktu. Bisa pula dengan cara menmbahkan tokoh lain.

Dialog dalam karya sastra drama, pada dasarnya sama dengan pengertian dialog pada umumya. Dialog adalah percakapan dua orang atau lebih. Maka, dalam drama, dialog adalah percakapan antara satu tokoh dengan tokoh yang lain. Bagian ini adalah bagian yang paling dominan dalam sebuah naskah drama. Adanya dialog (juga bentuk penulisannya) ini yang menjadi pembeda besar antara drama dengan jenis karya sastra yang lain.

Secara sederhana, Prolog dan epilog dapat disebut sebagai bingkai dari sebuah drama. Prolog adalah pembuka drama, epilog adalah penutup drama. Prolog aalah pengantar untuk masuk ke dalam cerita, berisi gambaran umum mengenai drama yang dimainkan. Sementara epilog terletak di bagian akhir drama, berupa kesimpulan isi drama yang dimainkan. Biasanya, epilog berisi pesan dan makna dari drama yang baru saja dimainkan.

Comments

Popular posts from this blog

A Bastari Asnin | Biografi Singkat dan Karyanya

A. Bastari Asnin (1939—1984)   A. Bastari Asnin adalah sastrawan dengan nama lengkap Ahmad Bastari Asnin. Dia lahir di Blambangan, Muaradua, Ogan Komering Ulu, Sumatra Selatan pada tanggal   29 Agustus 1939. A Bastari Asnin meninggal dunia di Jakarta, 21 November 1984. Bastari Asnin sempat kuliah di Fakultas Sosial dan Politik UGM (Universitas Gadjah Mada), Yogyakarta. Dia mendapat gelar Sarjana Muda. Bastari mulai merintis karier sebagai penulis saat tinggal di Yogyakarta. Sebelum masuk ke UGM. Bastari Asnin lulus SD di Palembang pada tahun 1951. Kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasah selama empat tahun. Kemudin melanjutkan sekolah di SMA dan lulus pada 1959. Setelah keluar dari UGM, ia bekerja sebagai wartawan di Harian Kami selama dua thaun (1967—1969). Sejak tahun 1970 sampai wafatnya Bastari Asnin bekerja pada majalah berita Tempo. Jabatan terakhir yang ditempatinya adlah redaktur pelaksana. Kisah hidup ketika tingal di Blambangan dan Palembang tidak d

A.M.Dg. Myala | Biografi Singkat dan Daftar Karyanya

A.M.Dg. Myala | Biografi Singkat dan Daftar Karyanya A.M.Dg. Myala nama lengkapnya adalah Abdul Muin Daeng Myala. Dia adalah sastrawan Indonesia asal Makassar yang lahir pada tanggal 2 Januari 1909. AM Dg Myala dikenal sebagai penyair. Selain nama aslinya penyair ini mempunyai nama lain A. M. Thahir. A M Dg. Myala tergolong sebagai penyair Angkatan Pujangga Baru. Sebagai kelompok sastrawan Pujangga Baru, Pendidikannya hanyalah sekolah kelas II. Namun, berkat usaha gigihnya (dengan belajar secara autodidak), akhirnya pada tahun 1928 ia dipercaya menjadi guru di HIS Muhammadiyah. Tidak hanya mejadi guru, Myala juga bekerja membantu majalah Poedjangga Baroe.

Sejarah Sastra Indonesia Modern Mutakhir | Pengertian dan Periodisasinya

Masalah sejarah sastra adalah masalah berkaitan dengan periodisasi sastra. Sejarah sastra berkaitan erat dengan kondisi kreatif dan karya kreatif karya sastra pada zamnnya. Sejarah sastra Indonesia modern menandai adanya pembatas antara sastra tradisional atau sastra lama. Seperti yang telah disebutkan di  artikel sebelumnya tentang sastra lama (berkaitan dengan puisi lama), sejarah sastra Indonesia modern ditandai dengan adanya penerbit Balai Pustaka. Balai Pustaka sebagai penerbit yang menerbitkan karya-karya sastra pada tahun 1920 menandai tahun penting lahirnya sastra Indonesia.