A.M.Dg. Myala | Biografi
Singkat dan Daftar Karyanya
A.M.Dg. Myala nama
lengkapnya adalah Abdul Muin Daeng Myala. Dia adalah sastrawan Indonesia asal
Makassar yang lahir pada tanggal 2 Januari 1909. AM Dg Myala dikenal sebagai
penyair. Selain nama aslinya penyair ini mempunyai nama lain A. M. Thahir.
A M Dg. Myala tergolong
sebagai penyair Angkatan Pujangga Baru. Sebagai kelompok sastrawan Pujangga
Baru, Pendidikannya hanyalah sekolah kelas II. Namun, berkat usaha gigihnya (dengan
belajar secara autodidak), akhirnya pada tahun 1928 ia dipercaya menjadi guru di
HIS Muhammadiyah. Tidak hanya mejadi guru, Myala juga bekerja membantu majalah
Poedjangga Baroe.
Pada 1929 Myala diangkat sebagai pekerja di Dinas Perdagangan.
Setahun kemudian pada tahun 1930 Myala kembali menjadi guru, di Holland Dinijah
School, semacam madrasah sekarag. Holland Diniyah ini ada di Makassar.
a.M.Dg. Myala, Sastrawa yang Tidak Begitu Dikenal di Indonesia |
Pada zaman Jepang, A.M.Dg.
Myala menjadi pegawai Makassar Siyakusyo dan Selebes Minseibu. Setelah masa kemerdekaan, Myala pernah menjadi pegawai
Kementerian Penerangan Negara Indonesia Timur
pada saat Republik Indonesia Serikat. Myala pernah pula diperbantukan
pada Kementerian Pengajaran Negara Indonesia Timur. Tugas tersebut diemban sambil
mengasuh majalah Budaja bersama M.R. Dajoh.
A.M.Dg. Myala lebih banyak menulis sajak.
Puluhan karya sajaknya muncul di dua majalah ternama pada masa itu, yakni
Pandji Poestaka dan Poedjangga Baroe. Pada dekade 40-an, Myala juga menulis
prosa.
Belasan prosa karyanya dan
juga puluhan sajaknya bertebaran di beberapa media massa cetak yang terbit saat
itu. Sejumlah sajaknya oleh Sutan Takdir Alisjahbana dimuat dalam bunga rampai
Puisi Baru. Oleh Linus Suryadi A.G.
dimuat dalam bunga rampai Tonggak 1 (1987).
Berikut ini adalah daftar
karyanya.
Karya-karyanya yang
berbentuk puisi adalah
(1) "Kekasih"
(Pandji Poestaka),
(2) "Di dalam
Taman" (Pandji Poestaka 1932),
(3) "Jangan
Kecewa" (Pandji Poestaka 1932),
(4) "Bunga
Melati" (Pandji Poestaka, 1932),
(5) "Jangan
Katakan" (Pandji Poestaka, 1932),
(6) "Jangan
Sangkakak" (Pandji Poestaka, 1932),
(7) "Aku Tahu Tuan Tak
Tahu" (Pandji Poestaka, 1932),
(8) "Dimana Gerangan Dinda
Utama?" (Pandji Poestaka, 1932),
(9) "Jika Tidak"
(Pandji Poestaka, 1932),
(10) "Keluh"
(Pandji Poestaka, 1932),
(11) "Kecewa (Pandji
Poestaka, 1932),
(12) "Bimbang"
(Pandji Poestaka, 1932),
(13) "Keluh dan
Sangka" (Pandji Poestaka, 1932),
(14) "Mudah
Bestari" (Pudjangga Baroe, 1933),
(15) "Indonesia Tanah
Airku" (Pudjangga Baroe, 1933),
(16) "Gubahan"
(Pudjangga Baroe, 1939),
(17) "Ada
Hiburan" (Pudjangga Baroe, 1937),
(18) "O, Manusia"
(Pudjangga Baroe, 1941),
(19) "Betapa
Tidak" (Siasat, 1948),
(20) "Penyapu
Jala" (Siasat, 1948),
(21) "Buahnya"
(Budaja, 1947),
(22) "Bukan"
(Budaja, 1947),
(23) "Cahaya
Hati" (Budaja, 1947),
(24) "Gugur
Melati" (Budaja, 1947),
(25) "Percayalah,
Kawan" (Sulawesi, 1958),
(26) "Pesan"
(Sulawesi, 1958),
(27) "Bimbang"
(Berita Kebudajaan, 1952),
(28) "Ada Aku"
(Berita Kebudajaan, 1952),
(29) "Pesan"
(Berita Kebudajaan, 1952).
Karya-karyanya yang
berbentuk prosa adalah
(1) "Aku dan
Bantimurung (Budaja, 1948),
(2) "Dalam
Gelanggang" (Budaja, 1948),
(3) "Demikian
Hendaknya" (Budaja, 1948),
(4) "Di bawah Arus
Gelombang Masa" (Budaja, 1948),
(5) "Jika Cinta Sudah
Terjalin" (Budaja, 1948),
(6) "Kenang-kenangan
(Budaja, 1948),
(7) "Kisah yang Bukan
Kisah Tapi yang Kisah Pula" (Budaja, 1948),
(8) "Lebur"
(Budaja, 1948),
(9) "Mengembara
(Budaja, 1948),
(10) "Manusia
Dewa" (Pudjangga Baroe, 1949).
Comments
Post a Comment